Wednesday, August 9, 2017

Hutang dan Rezeki

Saya ingin membagi pengalaman saat masih bekerja di sebuah koperasi. Di koperasi tersebut saya bekerja sebagai seorang Account Officer atau dengan kata lain sebagai Marketing. Job description yang diamanahkan kepada saya adalah mencari nasabah penabung (funding), nasabah pembiayaan (finance), dan penagihan (collecting).
Di sini saya ingin berbagi pengalaman ketika melakukan penagihan. Dalam melakukan penagihan, saya dihadapkan dengan berbagai karakter nasabah. Ada yang kooperatif ketika ditagih, ada juga yang sulit ditagih. Jumlah yang sulit ditagih ini yang prosentasenya paling banyak, entah sebabnya apa kok nasabah sulit bisa lolos pengajuan pinjaman (kata manajer saya, “dalamnya hati orang siapa yang tahu…”hehehe…. ðŸ™‚ ).
Pengalaman saya selama menagih nasabah memberikan saya sebuah pelajaran berharga yaitu ada korelasi antara hutang dan rezeki. Pelajaran ini akan saya ingat sepanjang hidup. Pelajarannya adalah nasabah yang sulit ditagih dan selalu ingkar janji, ternyata kehidupannya sangat rumit dan banyak masalah, seperti ekonominya tersendat-sendat, hidupnya tidak tenang, anaknya sakit, dan sebagainya. Sedangkan nasabah yang ketika ditagih dia bersedia membayar, atau paling tidak, dia punya itikad baik untuk mengangsur, kehidupan mereka normal-normal saja dan hampir tidak ada masalah berat yang mereka hadapi.
Jadi betapa mulianya ajaran Islam yang mengajarkan bahwa ketika seseorang mendapat rezeki, utamakan membayar hutang dahulu, kemudian baru sedekah. Dan satu lagi, orang yang bekerja keras untuk mengangsur hutangnya, dia dapat pahala seperti orang yang bersedekah.
Demikian sedikit yang bisa saya share di tulisan sederhana ini. Kalaupun ada benarnya, itu datang dari Allah, dan kalau ada salahnya, itu karena kebodohan saya. 
sumber : spirit of change

No comments:

Post a Comment

Akhir Tahun 2019

Tidak terasa sekarang sudah menginjak akhir tahun 2019 Masehi, waktu terasa begitu cepat, seolah baru kemarin menginjakkan kaki di 2019. Ban...