Thursday, August 10, 2017

Saat Jenuh melanda....

Setiap orang pasti pernah dan bahkan sering mengalami titik jenuh atau titik nadir. Kejenuhan itu muncul karena seseorang melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan yang sama atau monoton tiap hari. Kejenuhan juga bisa terjadi ketika seseorang bekerja pada suatu perusahaan atau institusi, apalagi ketika dihadapkan pada kondisi dia melihat suatu keganjilan atau keanehan pada institusi tsb dan dia ingin merubahnya tapi tidak bisa karena terkendala status dia sebagai karyawan atau prosedur birokrasi yg rumit. Jika ini dibiarkan secara terus-menerus maka akan mengakibatkan menurunnya semangat dan produktivitas yg orang tersebut.
Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengatasi kejenuhan ? Ada beberapa cara untuk mengatasi kejenuhan. Di sini kami coba memaparkan dengan sederhana. Silakan disimak :
  1. Jika mengalami suatu kejenuhan karena pekerjaan yg monoton, cobalah sesekali ambil cuti 1-2 hari. Matikan handphone atau alat komunikasi yang berhubungan dengan pekerjaan, lalu rekreasilah bersama keluarga Anda ke tempat yang sejuk.
  2. Jika kejenuhan terjadi karena pusing melihat ketidakadilan di perusahaan tempat Anda bekerja, cobalah untuk bersikap cuek dan fokuslah ke job description yg diamanahkan pada Anda.
  3. Dan yg paling penting, program ulang niat Anda dalam bekerja. Caranya adalah minta pada Allah untuk meluruskan niat dalam bekerja. Niatkan ulang Anda bekerja semata-mata untuk meraih ridho Allah, bukan untuk mencari muka di depan atasan. Biarlah Allah yg menilai pekerjaan Anda, bukan mencari penilaian atasan Anda.
Demikian sedikit yang bisa Kami bagi pada para pembaca. Tulisan di atas tidak 100 persen benar karena kami masih dalam tahap belajar. 

Wednesday, August 9, 2017

Fokus pada Proses

Untuk mewujudkan keinginan diperlukan dua hal yaitu proses dan target, dua duanya harus kita tentukan. Namun yang paling utama menjadi fokus kita adalah proses untuk mencapai target tersebut bukan pada target itu sendiri. Jika kita fokus kepada proses maka kita akan bisa menikmati tahap demi tahap apa-apa yang akan kita capai atau apa-apa yang menjadi target. Menikmati setiap proses ini sangat penting karena kita akan selalu semangat atau termotivasi untuk selalu beraktivitas mencapai target yang kita inginkan.
cara memfokuskan proses langkah pertama adalah membuat tahap tahap atau tangga yang dapat mengarahkan kita kepada target. misalnya ketika kita ingin berhaji maka tahap-tahap untuk mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, belajar ibadah haji, dan seterusnya harus kita buat untuk selanjutnya kita lalui dengan senang hati “di tiap tahapnya”.
langkah kedua adalah tidak berfikir jauh kedepan kecuali satu atau dua tangga kedepan. nikmati setiap tangganya, jika gagal ulangi lagi dengan tetap berpikir positif.
Langkah terakhir, seperti judul diatas tetaplah fokus pada prosesnya, karena disitu letak pembelajaran (learning by doing)  yang tidak ada habisnya kecuali setelah kita mati.
semoga Allah memudahkan … 

Hutang dan Rezeki

Saya ingin membagi pengalaman saat masih bekerja di sebuah koperasi. Di koperasi tersebut saya bekerja sebagai seorang Account Officer atau dengan kata lain sebagai Marketing. Job description yang diamanahkan kepada saya adalah mencari nasabah penabung (funding), nasabah pembiayaan (finance), dan penagihan (collecting).
Di sini saya ingin berbagi pengalaman ketika melakukan penagihan. Dalam melakukan penagihan, saya dihadapkan dengan berbagai karakter nasabah. Ada yang kooperatif ketika ditagih, ada juga yang sulit ditagih. Jumlah yang sulit ditagih ini yang prosentasenya paling banyak, entah sebabnya apa kok nasabah sulit bisa lolos pengajuan pinjaman (kata manajer saya, “dalamnya hati orang siapa yang tahu…”hehehe…. 🙂 ).
Pengalaman saya selama menagih nasabah memberikan saya sebuah pelajaran berharga yaitu ada korelasi antara hutang dan rezeki. Pelajaran ini akan saya ingat sepanjang hidup. Pelajarannya adalah nasabah yang sulit ditagih dan selalu ingkar janji, ternyata kehidupannya sangat rumit dan banyak masalah, seperti ekonominya tersendat-sendat, hidupnya tidak tenang, anaknya sakit, dan sebagainya. Sedangkan nasabah yang ketika ditagih dia bersedia membayar, atau paling tidak, dia punya itikad baik untuk mengangsur, kehidupan mereka normal-normal saja dan hampir tidak ada masalah berat yang mereka hadapi.
Jadi betapa mulianya ajaran Islam yang mengajarkan bahwa ketika seseorang mendapat rezeki, utamakan membayar hutang dahulu, kemudian baru sedekah. Dan satu lagi, orang yang bekerja keras untuk mengangsur hutangnya, dia dapat pahala seperti orang yang bersedekah.
Demikian sedikit yang bisa saya share di tulisan sederhana ini. Kalaupun ada benarnya, itu datang dari Allah, dan kalau ada salahnya, itu karena kebodohan saya. 
sumber : spirit of change

The Power of DOA

Doa adalah senjata orang beriman. Dan itu memang benar sekali, tidak ada keraguan.😍 Manusia hidup di dunia pastinya sering mengalami berbagai ujian dan masalah. Ujian dan masalah sebagai pelajaran untuk manusia bahwa sejatinya dunia ini bukan tujuan akhir, dunia ini tempat mencari bekal untuk pulang ke kampung akhirat.

Namun, banyak manusia yang terpedaya oleh kehidupan dunia. Gemerlapnya dunia membuat banyak manusia silau sehingga melalaikan manusia di dalam mengingat Allah, Rabb Semesta Alam. Di dalam mengejar dunia, manusia menghadapi berbagai macam rintangan dan hambatan. Celakanya, saat menghadapi rintangan dan hambatan manusia sering mengalami putus asa, dan akhirnya mengambil jalan pintas (bunuh diri) karena tidak menemukan jalan keluar dari rintangan yang dihadapi. Itulah cara bagi orang yang ingkar (kafir) pada Tuhannya.

Berbeda halnya dengan sikap orang beriman. Orang beriman meyakini bahwa hidup sudah diatur oleh Allah 'azza wa jalla, dan semua yang dialami oleh manusia terjadi atas izin Allah (bi idznillah). Tidak mungkin segala kejadian dalam hidup manusia luput dari pengawasan Allah sehingga orang beriman tidak akan putus asa dan su'uzon kepada Allah.

Menurut pandangan orang Barat (kafir), segala hal yang terjadi di dunia ini karena adanya hukum Law Of Attraction (LOA) sehingga mereka meyakini adanya kekuatan pikiran. Misalnya, dalam suatu training motivasi, pastilah seorang trainer mengulang-ulang kata (doktrin), "jika aku berpikir BISA, pasti aku BISA", dan sejenisnya. Orang Barat (kafir) tidak pernah mau mengakui adanya kekuatan di luar kekuatannya. Mereka mengandalkan kecerdasan pikirannya yang sangat terbatas sehingga ketika pikiran sudah buntu, mereka langsung putus asa.

Orang beriman, di samping mempercayai hukum Law Of Attractian (LOA), sangat meyakini kekuatan sebuah DOA karena orang beriman tahu bahwa akal manusia itu terbatas sehingga ketika berada dalam kondisi buntu ( mentog - jawa), orang beriman masih punya DOA sebagai senjata pamungkas untuk memecahkan suatu masalah. Orang yang memiliki Iman terhadap Allah dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu, tidak pernah merasa sendiri apalagi putus asa karena mereka (orang beriman) punya Allah yang akan senantiasa memberikan solusi dan jalan keluar. Dan sudah banyak yang membuktikan kedahsyatan sebuah DOA. Orang yang senantiasa berdoa dan hanya berharap kepada Allah tidak akan pernah kecewa. Wallahu a'lam.

 

Akhir Tahun 2019

Tidak terasa sekarang sudah menginjak akhir tahun 2019 Masehi, waktu terasa begitu cepat, seolah baru kemarin menginjakkan kaki di 2019. Ban...